REMBANG, suaramuria.com – AKI (Angka Kematian Ibu) di Kabupaten Rembang selama ini terhitung tinggi di lingkup Jawa Tengah. Namun pada tahun 2022 kemarin justru tercatat sebagai sejarah yang baik.
Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten Rembang, dr Ali Syofii saat apel pagi bersama Bupati Rembang H. Abdul Hafidz, Kamis (12/1/2023) menyebutkan selama tahun 2022 hanya ada 6 kasus kematian ibu. Padahal sejak tahun 2000 lebih dari 20 kasus setiap tahunnya.
“Di tahun 2022 AKI hanya ada 6 kasus. Itu kasus terendah dan sejarah di Kabupaten Rembang. Karena sebelum tahun 2000, angka kematian ibu di atas 20 kasus setiap tahunnya. Kemudian menurun- menurun , baru 2020 ada 13 kasus, 2021 naik sedikit menjadi 14 kasus karena ada Covid-19, ” jelas dia.
Enam kasus AKI itu lebih baik dibanding capaian nasional, yang masih di angka 239 per 100 ribu kelahiran hidup. Prestasi itu tak lepas dari kerja keras dan kerjasama banyak pihak mulai desa puskesmas, rumah sakit, pelayanan kesehatan lainnya.
Dia mengatakan Angka Kematian Bayi (AKB) juga terus menurun. Tahun 2019 ada 164 AKB, kemudian turun menjadi 138 kasus tahun 2020, di 2021 turun lagi 97 kasus kemudian tahun 2022 turun lagi di angka 90 kasus
“Itu dulu ada 164 AKB. AKB kita tertinggi nomor 2 di Jawa Tengah. Sehingga beliau menekan harus diupayakan turun serendah mungkin. Alhamdulillah saat ini turun cukup signifikan jadi 90 kasus. Itu cukup rendah di Jawa Tengah,” jelas dia.
Inovasi Teleponi
Dia menerangkan capaian positif itu juga tak lepas dari program inovasi TELPONI. Yaitu temokno, laporno dan openi yang dalam bahasa Indonesia bermakna temukan, laporkan dan rawat. ”Program juga untuk mengintervensi kasus stunting atau gangguan tumbuh kembang pada anak.
Bupati Rembang H.Abdul Hafidz memberikan apresiasi kepada jajaran Dinas Kesehatan dan pihak- pihak terkait. Diungkapkannya bulan Desember 2022 lalu Badan Pusat Statistik (BPS) merilis Indeks Pembangunan Manusia (IPM) naik, salah satunya berkat Dinas Kesehatan. IPM Kabupaten Rembang yang semula 70, 43 menjadi 71,00 di tahun 2022.
“Prestasi ini jangan dianggap sebagai akhir pekerjaan yang baik, tapi awal pekerjaaan yang baik. Artinya apa kita harus mempertahankannya dan memperbaiki untuk ke depannya, ” ungkapnya.
Bupati membenarkan bahwa dirinya sempat malu saat Gubernur mengumumkan di forum bahwa angka kematian bayi Rembang nomor 2 di jawa tengah. Kemudian memberikan dorongan kepada Dinkes agar dilakukan upaya menekan kasus tersebut.
“Jika daerah lain bisa, kenapa kita tidak, itu yang saya sampaikan. Maka dengan arahan dari pimpinan dan ditransfer oleh bapak ibu semua sehingga kematian ini (AKB dan AKI -red) bisa ditekan, ” tandasnya. (srm)