KUDUS, suaramuria.com – Sebanyak 37 Badan Usaha Milik Desa (BUMDes) di Kabupaten Kudus tetap eksis di tengah pandemi. Kepala Bidang Pemerintahan Desa Dinas Pemberdayaan Masyarakat dan Desa Kabupaten Kudus Dian Noor Tamzis mengatakan, jumlah BUMdes di Kudus ini bakal terus bertambah.
Disebutkan, Pemdes di Kabupaten Kudusmasih termotivasi mengoptimalkan potensi desanya dengan membentuk BUMDes, meskipun sedang masa pandemi penyakit virus corona (COVID-19).
Menurut dia pemerintah desa tidak hanya membentuk BUMDes untuk mengelola potensi usaha yang ada di desanya saja. Disebutkan, ada yang bergabung dengan desa lain dalam mengelola di sektor usaha tertentu atau membentuk BUMDes bersama.
Disebutkan, sudah terjadi di beberapa desa yang membentuk BUMDes bersama. Padahal sebelumnya sudah memiliki BUMDes sendiri. Ia mencontohan, sejumlah desa di Kudus kini membentuk BUMDes bersama di bidang pengelolaan Badan Kredit Desa (BKD).
BUMDes di Kudus itu sebelumnya telah berjalan di masing-masing desa.
Tercatat ada 37 desa yang siap bergabung untuk membentuk BUMDes bersama karena BKD yang ada selama ini masih aktif beroperasi dan mendapatkan izin operasional dari Otoritas Jasa Keuangan (OJK).
Dari 37 desa yang memiliki BKD, total permodalan sementara yang dimiliki sebelum dilakukan audit mencapai Rp 4,65 miliar.
Gula Tumbu
Kabar terbaru yang ia terima tiga desa di Kabupaten Kudus tertarik membentuk BUMDes yang sama di bidang gula tumbu.
“Ketiga desa tersebut, yakni Desa Ceranggang, Margorejo, dan Kandangmas yang sepakat membentuk BUMDes bersama dalam rangka mengoptimalkan pengembangan kawasan perdesaan,” katanya.
Nantinya, lanjut dia, BUMDes bersama tersebut bisa mengakses bantuan keuangan dari provinsi untuk pengembangan kawasan perdesaan.
Bantuan keuangan tersebut, kata dia, sebagai penyertaan modal, sedangkan unit usaha yang hendak diambil masih dalam pembahasan dari ketiga desa tersebut.
“Mereka bisa fokus dalam usaha pembuatan gula tumbu atau di bidang pertaniannya sebagai penjual pupuk untuk petani,” katanya.
Sebelumnya, kata dia, sudah ada tim ahli dari perguruan tinggi yang meneliti potensi yang ada di ketiga desa tersebut sehingga memungkinkan membentuk BUMDes bersama.
“Desa yang hendak membentuk BUMDes memang harus koordinasi yang baik serta perencanaan bisnis yang matang,” terangnya. (SRM)