PATI – Selain kuningan, produk kerajinan trofi dari Kecamatan Juwana rupanya memiliki pangsa yang cukup baik. Bahkan produsen trofi untuk kejuaraan otomotif kini kian banyak diincar asing. produk kerajinan itu berpeluang besar merambah pasar mancanegara.
Joko Sulistyono, salah satu produsen trofi asal Kecamatan Juwana mengakui jika saat ini prospek piala memang tengah baik. Bahkan dari hasil produksi yang dikhususkan untuk kejuaraan otomotif saat ini kian laris di pasaran.
“Banyak penyelenggaraan event otomotif yang mulai pesan ke kami. Dari kota-kota besar di Indonesia,”terangnya.
Tingginya permintaan itupun diakuinya tak hanya dari pasar domestic saja. Namun sejumlah Negara tetangga juga banyak memesan kerajinan trofi buatannya tersebut. Seperti halnya Thailand, hingga Timor Leste.
“Tidak sedikit penyelenggara even otomotif dari Thailand ke Timor Leste yang mulai memesan ke kami. Permintaannya cukup besar,”imbuhnya.
Untuk satu trofi produksinya biasa dijual mulai dari ratusan ribu hingga jutaan rupiah. Variasi harga itu tergantung dari bahan, lama pengerjaan, serta volume bakal trofi. Namun dia mengaku menjamin mutu barang produksinya tersebut.
“Kami pakai logam yang bagus. Kami juga berani menjamin barang produksi tidak akan korosi dimakan zaman. Dengan menjaga mutu itulah banyak promotor even nasional yang mempercayakan ke kami.
Selain memilah logam berkualitas, proses pengerjaan dan motif juga sangat diperhatikan. Misalnya untuk piala Oneprix, untuk sentuhan akhir pihaknya melakukan goldclear yakni logam dilapisi sedemikian rupa agar tidak terkorosi.
“Beda dengan yang dari bahan perak padab produl lain, kami menggunakan yang jenisnlogam pure, cuma finishingnya kita punya trik tersendiri biar gak pudar warnanya,” imbuhnya.
Tidak sampai di situ, piala buah tangannya itu selanjutnya ditaruh di ruangan bertemperatur tinggi dan rendah untuk beberapa waktu. Ini dilakukan untuk melihat ketahanan barang produksinya.
“Jadi keunggulan kita selain kualitas trofi yang baik, tahan lama juga modelnya selalu terbaru,” tambahnya.
Meski begitu dia mengatakan bisnisnya itu tetap ada kendala. Selain dalam proses produksi yang cukup rumit juga pada pemasaran. Persoalan pemasaran lantaran banyaknya pembajak yang mencotek karyanya dengan harga yang murah dan bahan logam asal-asalan.
“Kendala kami ya soal bajakan itu. Karena bajakan biasanya tidak melihat dari mutu akhirnya seringkali turut berdampak pada kami juga,”imbuhnya.(SRM)