REMBANG, suaramuria.com – Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Rembang, hari Kamis (25/4), menggelar Musyawarah Rencana Pembangunan Kabupaten (Musrenbangkab) Rencana Kerja Perangkat Daerah (RKPD) 2022. Musrenbangkab digelar di Pendapa Museum Raden Ayu (RA) Kartini itu dilaksanakan secara virtual untuk pencegahan penularan virus covid-19.
Kepala Bidang Perencanaan Pengendalian dan Evaluasi Badan Perencanaan Pembangunan Daerah (Bappeda) Kabupaten Rembang, Dedhy Nugraha
mengatakan digelarnya musrenbangkab untuk mendapatkan masukan, usulan dan saran untuk kelengkapan perbaikan dan penyempurnaan rancangan RKPD tahun 2022.
“Forum ini merupakan media rembugan rencana, arah kebijakan dan prioritas pembangunan Kabupaten Rembang 2022 itu bertujuan untuk mendapatkan masukan, usulan dan saran untuk kelengkapan perbaikan dan penyempurnaan rancangan RKPD tahun 2022, ” imbuhnya.
Dedhy menyebutkan tema pembangunan 2022 yaitu percepatan pemulihan ekonomi melalui penguatan Sumber Daya Manusia (SDM) dan pengembangan ekonomi kreatif. Sedangkan prioritas pembangunan tahun 2022 fokus untuk pemantapan tata kelola pemerintahan dan kondusifitas wilayah, peningkatan kualitas hidup dan kapasitas SDM Kabupaten Rembang, percepatan pengurangan kemiskinan dan pengangguran, maupun untuk penguatan inovasi dan daya saing nilai tambah.
Optimalisasi Air
Bupati Rembang, H.Abdul Hafidz mengatakan rencana pembangunan Kabupaten Rembang berbasis prioritas program nasional Peraturan Presiden (Perpres) 79 tahun 2019. Salah satunya optimalisasi pemanfaatan Sumber Semen.
“Sesuai dengan RPJP air baku 90% selesai 2025. Karena curah hujan di Kabupaten Rembang sangat rendah. Sumber air semakin kurang. Sehingga perlu ada optimalisasi potensi yang sudah ada. Hari ini adalah air dari Sumber Semen. Yang kemarin sudah kami usulkan dan sudah masuk Perpres 79 tahun 2019 yaitu optimalisasi air sumber semen. Mudah-mudahan tahun ini semua persyaratan akan kita penuhi dan kita ajukan di tahun 2022, ” terangnya.
Selain itu program nasional yang menjadi perhatian Pemkab Rembang menurut Bupati yaitu pembangunan jalan lingkar Rembang – Lasem. Karena Kabupaten Rembang menjadi satu-satunya daerah di Jawa – Bali yang belum memiliki Jalur Lingkar.
Lebih lanjut Bupati menyebutkan salah satu masalah sosial yang menjadi perhatian yaitu abrasi. Pasalnya, Kabupaten Rembang mempunyai pesisir pantai sepanjang 63 Kilometer yang membentang antara Kecamatan Kaliori sampai Kecamatan Sarang yang lokasinya berdekatan dengan pemukiman penduduk. Daerah yang paling parah di Kecamatan Kragan yang panjangnya hampir 6 Kilometer yang mengakibatkan korban baik korban jiwa maupun rumah. (srm)