PATI, Suaramuria.com – Ratusan nelayan takut melaut karena ombak tinggi yang terjadi sepekan terakhir ini. Alhasil cuaca ektreem di perairan utara laut Jawa itu turut mengancam perekonomian nelayan di kawasan Dukuhseti, Pati.
Tak hanya takut terjadinya kecelakaan laut lantaran ombak tinggi, namun para nelayan juga khawatir alat tangkap ikan yang dipasang di perahu, rusak akibat diterjang angin kencang.
Minimnya nelayan yang melaut itupun turut berdampak pada aktifitas pelelangan ikan. Nelayan cenderung menjual ikan langsung kepada pembeli di pinggir dermaga.
“Ya bagaimana lagi, karena kami hanya berani melaut di pinggiran saja. Hasil tangkapannya ya segini saja,” ujar Lasdi, nelayan setempat, Kamis (17/12)
Ketua Relawan Tim SAR Tunggul Wulung Dukuhseti, Ali Masadi mengamini adanya kekhawatiran nelayan akibat cuaca ekstreem sejak sepekan terakhir ini. Dikatakannya, dengan mayoritas nelayan takut melaut, turut berimbas pada minimnya pasokan ikan ke Tempat Pelelangan Ikan (TPI) di Puncel, Banyutowo dan Tayu.
“Kejadian cuaca ekstrem ini, sudah berlangsung selama sepekan. Sehingga aktivitas di TPI juga cenderung sepi,” terang Ali.
baca juga : Ombak Tinggi di Pati, 5 Perahu Karam
Tak hanya nelayan lokal yang enggan melaut, sejumlah kapal cantrang dan kapal dengan alat angkap cumi-cumi tampak bersandar di kawasan dermaga Banyutowo.
“Kapal cantrang ini kebanyakan dari luar daerah, seperti Batang dan Tegal. Selain itu, sebuah kapal tongkang juga bersandar tak jauh dari bibir pantai,” sambungnya.
Untuk menghindari kemungkinan kejadian buruk, Tim SAR Dukuhseti melakukan pengawasan di daerah pantai. Sementara itu, BMKG mengumumkan selama sepekan ke depan, masih akan terjadi gelombang tinggi, antara empat sampai lima meter di perairan Laut Jawa.(srm)