KUDUS, suaramuria.com – Pelestarian lingkungan menjadi salah satu fokus perhatian Pemerintah Kabupaten Kudus. Lingkungan yang asri dan sejuk dapat meningkatkan kualitas udara dan air di Kudus. Agar kondisi tersebut dapat dicapai, Program Kampung Iklim (Proklim) terus digencarkan.
Hal tersebut diungkapkan Pelaksana Tugas (Plt) Bupati Kudus Hartopo saat membuka acara Penguatan Program Kampung Iklim dan Penanaman di Balai Desa Rahtawu, Selasa (23/3).
“Program ini sudah berjalan dan kita harus terus gencarkan kepada masyarakat. Ayo kita semua selamatkan lingkungan,” katanya.
BACA JUGA : Tempati City Walk, Hartopo Harap Ekonomi PKL Kembali Bergeliat
Plt Bupati yang hadir bersama Wakil Ketua I TP PKK Kabupaten Kudus Mawar Hartopo mengaku prihatin atas kondisi Desa Rahtawu yang mulai tak terjaga.
Pihaknya mencontohkan, hawa dingin yang biasanya menyelimuti Rahtawu kini telah berbeda. Begitu pula air yang biasanya dingin kini tak terlalu dingin. Kondisi alam tersebut perlu disikapi dan lewat Proklim, Hartopo menargetkan lingkungan Rahtawu kembali pulih.
“Dulu saya biasanya pakai jaket kalau kesini (Rahtawu). Sekarang, jam malam pun rasanya tidak perlu pakai jaket. Kondisi air di Rahtawu pun perlu dipikirkan. Saya yakin dengan Proklim ini kondisi Rahtawu yang seperti sedia kala bisa kembali kita rasakan,” katanya.
Terlibat Langsung
Hartopo mengajak masyarakat terlibat langsung untuk menjaga lingkungan sekitar. Kesadaran masyarakat menjadi kunci suksesnya Proklim berjalan. Pihaknya meminta masyarakat bahu membahu bersama Pemerintah Kabupaten Kudus merawat alam yang telah rusak.
Pemkab Kudus juga menggandeng perusahaan dan perguruan tinggi mendukung Proklim tersebut.
“Maka sudah seharusnya antara Pemkab dan masyarakat saling bahu membahu. Tak lupa, kami juga mengajak perusahaan untuk gotong royong. Alhamdulillah mereka mendukung,” terangnya.
Pemeliharaan lingkungan juga tak lepas dari pengolahan sampah. Hartopo juga meminta agar masyarakat mulai memilah sampah organik dan anorganik. Selain menjaga lingkungan, pemilahan sampah anorganik bisa dijadikan kerajinan tangan bernilai ekonomis.
Hartopo juga mengungkapkan salah satu perusahaan juga bersedia memilah sampah anorganik dan organik. Kedepan, pihaknya berharap semua perusahaan dapat memilah sampah secara mandiri dan menjadi motivasi masyarakat.
“Kami juga mensosialisasikan pengolahan sampah pada masyarakat. Pengolahan dan pemilahan sampah sangat penting untuk menjaga lingkungan,” ujarnya.
Sementara itu dalam rangka membuka Proklim di Desa Rahtawu, Hartopo didampingi Mawar Hartopo menanam bibit pohon dari Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan secara simbolis.
Pihaknya juga menyerahkan sertifikat apresiasi partisipasi Program Kampung Iklim Utama dan Madya dari Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan. (srm)