JAKARTA, bermasa.com – Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi (Kemendikbudristek) akan mengintegrasikan sastra dalam Kurikulum Merdeka dalam Sastra Masuk Kurikulum mulai tahun ajaran baru untuk jenjang SD, SMP dan SMA.
Kepala Badan Standar Kurikulum dan Asesmen Pendidikan (BSKAP) Kemendikbudristek, Anindito Aditomo, menjelaskan bahwa sastra akan menjadi bagian dari pembelajaran sekolah melalui bentuk co-kurikuler.
“Ini masuk ke jam pelajaran (co-kurikuler), bukan ekstrakurikuler. Banyak mata pelajaran, utamanya bahasa Indonesia yang bisa mengimplementasikannya. Ini juga bisa masuk dalam Project Penguatan Profil Pelajar Pancasila (P5),” ujarnya dalam Media Briefing di Jakarta, Senin.
Kemendikbudristek telah mempersiapkan sebanyak 177 judul buku sastra, termasuk novel, cerita pendek, puisi dan non-fiksi untuk mendukung pembelajaran. Buku-buku ini terdiri dari 43 judul untuk SD, 29 judul untuk SMP, dan 105 judul untuk SMA, semuanya telah melalui proses kurasi selama satu tahun.
Guru dapat memilih atau mencari karya sastra yang relevan dengan mata pelajaran mereka. Ia mencontohkan guru sejarah yang mengajar tentang hubungan internasional bisa memilih karya sastra yang memantik minat siswa terhadap topik tersebut.
“Misalnya terkait periode perang kemerdekaan Indonesia, murid bisa mencari melalui karya sastra sehingga lebih asik menyelami era kolonial itu seperti apa. Itu lebih menarik dibandingkan siswa menghafalkan nama-nama tokoh,” katanya.
Penulis sastra Eka Kurniawan, yang turut mengkurasi buku-buku sastra ini, menambahkan bahwa proses kurasi berlangsung selama satu tahun terakhir. Ia mendapat bantuan guru-guru berdasarkan tahun, genre, dan tema yang sesuai untuk masing-masing jenjang.
“Ini proses yang kita kumpulkan daftar bukunya, dibantu dengan guru-guru. Juga berdasarkan tahun, genre, tema yang sesuai dengan masing-masing jenjang,” ujar Eka. (rd/red)